Sabtu, 25 Mei 2013

Serba-sebi pendakian Gunung Slamet 9-11 Mei 2013 #1 "Lonthong Super"



Hari kamis tanggal 9 Mei 2013 hingga hari Sabtu tanggal 11 Mei 2013, kami beerlima naik gunung Slamet, gunung tertinggi kedua di pulau Jawa setelah gunung Semeru.  Semua pada packing barang-barang sendiri. Seperti biasa aku membawa lima buah mie instans, 3 bungkus roti, susu, dan energen dan air mineral 3 lt. Bekal makanan ringan seperti roti sudah dimakan habis, saat perjalaan menuju Pubalingga serta  di pos satu. Kami naik dari base camp pagi pkl 08.30. Sehingga di pos satu kami tak berencana masak besar. Kami masak besar di pos tiga. Biasa lah seduh pop mie serta diberi irisan lonthong. Maklumlah lonthong yang dibawa cukup banyak, dan takut jika tak dimakan tentu akan basi, mengingat  hari kamis yang beli dan sekarang sudah hari Jumat.  Niatnya mau menghabiskan semua namun apa daya perut sudah kenyang, dan masih tersisia lebih dari 8 lonthong. Pertama kali kami makan, kami pun nyicipi jangan-jangan sudah basi, namun setelah dirasa ternyata belum, malah enak. Kami istirahat di pos tiga sekitar pukul 1 siang. 

Perjalananpun dilanjutkan hinga menjelang  malam pukul 20.00. kami pun beristirahat di pos enam, tak ada tenda, hanya bermodal matras, kain mantol, dan sleeping bag kami beristirahat sambil membuat makan malam. Menu malam  mie instant, dan tak ketingggalan lonthong yang kemarin dibawa  ternyata masih enak. Kami pun mengisi energi yang telah terkuras setelah hampir seharian berjalan. Dengan beratapkan bintang di langit, berselimutkan udara yang super dingin dan beralaskan tanah gunung Slamet, kami pun sukses tidak tidur, mengingat hawanya yang cukup dingin, serta lokasi kami tidur tempat jalur orang lalu lalang naik. Kami pun membuat api unggun, namun tak bisa nyala dengan besar mengingat banyak kayu-kayu yang masih basah. 
Tepat tengah malam pukul 00.00 kami melanjutkan perjalanan dari pos enam menuju ke pos tujuh. Melawan dinginnya malam, kami pun berjalan setapak demi setapak hingga sampai ke pos tujuh sekitar pukul 01.00. dan kami berisitrahat di pos tujuh  sambil menikmati pemandangan lampu-lampu kota yang sungguh indahnya. Di pos tujuh terdapat tempat buat para pendaki beristirahat,  setelah beristirahat sekitar satu jam lebih. Perjalanan berat kami lanjutkan hingga kami sampai ke puncak Gunung Slamet pukul setengah lima pagi.  Sambil menikmati sunrise, ada dari rekan kami yang masak di puncak dengan menu corned, dengan tak ketinggalan lonthong. Ternyata lonthong yang dibawa dari hari kamis kemarin ternyat masih enak. Selesai menikamti puncak gunung, kami pun turun. Baru di perjalanan pos keempat kami masak lagi mengingat jam sudah menunjukan pukul 11.00. Kami masak sarden dengan tak ketinggalan lonthong, yang ternyata masih enak juga. Dari hari kamis membawa sepuluh longhong, ternyata sampai perjalanan pulang hingga pos empa t, akhirnya lothong yang tersisa masih satu. Dan hebatnmya itu tidaka basi. 
Setelah dipikir-pikir, bukanlah hebatnya si pembuat lonthong yang menyebabkan lonthong tidak basi berhari-hari, namun berhubung hawa dinging gunung Slamet yang seperti Frezeer lah yang membuat lonthong mampu bertahan lama. Air mineral yang dibawa dalam tas saja , dingin seperti baru keluar dari lemari es. Hehehehe…sungguh nikmatnya...hawa dingin....hidup lonthong.....^-^

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati