Rabu, 14 Desember 2011

Sepotong lidi

Kumpulan lidi itupun pergi satu persatu. Satu persatu meninggalkan yang masih tersisa. Kini bukan lagi sebuah kumpulan lidi,
melainkan hanya tersisa sebuah lidi. Lidi itupun berkata dalam hati
buat apa sekarang aku hidup? Semua sudah tak tersisa, mereka pergi meninggalkanku. Lalu apa yang bisa aku lakukan dengan aku seorang diri? Lidi itupun sedih dan merenung seorang diri.

Dalam kesendirian, hadirlah potongan-potongan lidi yang dulu bersama-sama mereka. Kenapa kamu sedih lidi? Tanya sepotong lidi. Aku sedih, karena aku sekarang seorang diri, kalian semua pergi meninggalkanku? Jawab potongan lidi, hey lidi tahukah kamu, aku dulu juga berat meninggalkan teman-temanku. Namun apalah daya, tangan manusia itu mencabutku dari kumpulan teman-teman baikku. Aku dicabut, dan dipotong-potong menjadi berapa bagian. Sungguh sakit rasanya dipotong menjadi beberapa bagian. Dari tubuhku yang panjang ini aku dijadikan tusuk sate, sebagian potongan kecil lagi aku dijadikan tusuk untuk membungkus makanan.

Memang rasanya nyaman ketika kita masih berada bersama-sama dengan kalian. Namun aku menyadari bahwa pada saatnya kita harus keluar dari zona nyaman, untuk menapaki perjalanan hidup kita sendiri. Dan tak jarang rasa sakit mendera dan menempa diri kita. Rasa sakit, pengorbanan yang kita berikan itu tak kan sia-sia, karena dengan pengorbanan kita, orang-orang merasa terbantukan dan menjadi bahagia.
Photobucket

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati