Kamis, 25 Agustus 2011

Kunang-kunang yang dikenang

Photobucket
Sebuah kunang-kunang tersesat masuk ke sebuah kota. Kota yang dipenuhi dengan gemerlap lampu hias jalan, lampu taman serta lampu bangunan menambah kota itu tampak meriah. Kunang-kunang hanya bengong dan terdiam melihat kelap kelip lampu kota. Kunang-kunang merasa minder dan kecil hati karena kelap kelip badannya serasa tak berarti. Orang-orang kota tak sekalipun memperhatikan kunang-kunang. Mereka lebih tertarik dengan indahnya gemerlap lampu kota.

Kunang-kunang begitu sedih, teringat akan tempat asalnya dulu. Sebuah kesunyian desa, bersama kunang-kunang lainnya menari menghiasi malam. Terbang ke sana kemari di atas sawah, berlari ke sana kemari menghindari kejaran anak-anak desa. Penduduk desa senang sekali dengan keberadaan kunang-kunang. Kelap kelip cahaya kunang-kunang menjadi teman bagi penduduk desa, dalam melewati malam demi malam.

Kini hanya rasa sesal yang dirasa, kenapa dulu tergoda untuk pergi meninggalkan desa. Sekarang kunang-kunang terbang mencoba mencari teman di kota itu. Terbang kesana kemari, melintasi hiruk pikuk malam kota, tak juga ia menemukan seekorpun kunang-kunang. Lelah yang dirasa akhirnya kunang-kunang beristirahat, menyadari dan berkata dalam hati mungkin tempat ini memang tak ada kunang-kunang lain. Hanya kesedihan yang dirasa, hingga akhirnya ia mati. Mati karena selalu meratapi kesendirian di kota itu.

Sebuah pilihan hidup selalu mengandung konsekuensi tersendiri. Sebuah pilihan yang telah diambil tak perlu disesali.
Jalani...
Berjuang...
Dan jangan pernah putus asa.
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati