Rabu, 13 Juli 2011

Yang boleh mengeluh hanya Presiden

Mengeluh tentang sebuah pelayanan publik adalah sebuah hal yang wajar. Mengingat sejak kecil hingga kita dewasa sudah berapa kali kita mengeluh. Mengeluh ingin punya mainan, mengeluh tentang pekerjaannya, mengeluh tentang kesibukan orang tua, dan keluhan lain yang timbul seiring berjalannya waktu. Sebuah keluhan, akan menemukan kelegaan jika selalu diutarakan dan tidak dipendam sendiri. Selain diutarakan langsung pada Tuhan. Seringkali juga diutarakan kepada keluarga, kerabat, teman dan sahabatnya. Ketika yang hobi menulis, juga wajar saja ketika keluhan itu diutarakan dalam sebuah blog, disampaikan kepada sahabatnya lewat email mengingat jarak dan waktu yang tidak memungkinkan untuk berkunjung.

Hampir di semua surat kabar juga ada rubrik khusus suara pembaca, yang bertujuan untuk menyalurkan aspirasi, ide, gagasan serta keluh kesah tentang pelayanan publik yang ada. Beranjak ke tingkat yang lebih tinggi, presiden saja juga sering berkeluh kesah. Berkeluh kesah tentang gaji yang tidak naik. Berkeluh kesah tentang sms, dan yang terakhir berkeluh kesah tentang pemberitaan media yang menggunakan sms dan bbm yang dijadikan head line di berbagai media.
Jika presiden saja boleh berkeluh kesah kepada rakyat, lantas rakyat seperti ibu Prita haruskah berkeluh kesah kepada pohon agar tidak berkasus? Lantas rakyat berkeluh kesah kepada siapa lagi selain kepada Tuhan? Tetapi sebagai rakyat kita perlu berbangga diri, karena kita mengeluh tentang hal yang penting yaitu tentang persoalan hidup sehari-hari. Bukan keluhan yang cemen/ecek-ecek seperti keluhan gaji, keluhan sms, dan keluhan persoalan partai.

Ya, mungkin wajar saja, ketika rakyat mulai apatis sudah bosan mengutarakan keluh kesah mengenai persoalan hidup sehari-hari. Harga sembako, harga gabah, mahalnya pendidikan, rusaknya infrastruktur jalan, bangunan sekolah yang mau roboh, meja dan kursi di berbagai sekolah juga sudah rusak dan kurang memadai. Apa yang disuarakan dan dilihat oleh rakyat tidak didengar oleh para pemangku jabatan. Masih belum hilang diingatan kita, ketika anggota dewan tidak tahu alamat email dewan tempat menampung aspirasi rakyat. Berbagai demo dan tuntutan dianggap sebagai angin lalu.

Kalau boleh dibilang hidup di negara ini, harus tidak boleh mengeluh. Harus kuat, rakyat dan diri kita masing-masinglah yang dapat menolong diri kita. Jangan harapkan para penguasa dapat mendengarkan dan menolong kita.
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati