Sabtu, 23 Juli 2011

Refleksi hari anak nasional.

Kira-kira dua tahun yang lalu saya mendapat cerita dari teman yang kerja di Departemen Sosial. Bahwa dalam penelitan dan wawancara tlah mulai ditemukan anak-anak usia SMP sudah menjadi pelangaan warung protitusi Ngebong. Mendengar cerita itu saya sungguh prihatin bagaimana perilaku itu bisa merambah ke anak-anak usia SMP? Dan bagaimana jika mereka terkena penyakit menular seks? Perjalanan mereka masih panjang buat mengejar cita-cita.
Kalau mau marah sama siapa?

Berikut saya utarakan sekilas tentang Ngebong yang diambil dari beberapa sumber.
Ngebong: Bursa Pelacuran Termurah di Jogja. Ngebong memang berbeda dengan pusat pelacuran yang lain. Bursa seks yang terletak di sebelah barat Stasiun Tugu ini telah bertahun- tahun menjadi bursa seks bagi kalangan bawah. di Jogja. Disini banyak waria dan wts setengah tua. Para PSK ini umumnya alumni Sarkem, Samas, Blongkeng dan bursa-bursa terkenal lainnya. Di Ngebong transaksi biasanya dilakukan di warung- remang-remang di sepanjang rel kereta api. Soal tarif super murah, WTS paling tinggi cuma Rp 30.000, kalo main sama bencong cukup 10.000 itupun masih bisa nego. Kalau pas lagi sepi, nilai transaksi bisa lebih jeblog lagi. nggak usah kaget kalau ada perempuan teriak: "walah... limangewu wae diutang .... (lima ribu aja ngutang). Soal tempat main ini yang paling spesial. Disepanjang rel kereta api tersedia gubug-gubug kecil, tapi kalo pengin lebih ngirit sewa tikar aja.

Itu tadi cerita dua tahun yang lalu, apakah di tahun ini masih banyak atau malah berkurang anak-anak usia sekolah yang sering maen ke ngebong? Nampaknya orangtua perlu berhati-hati dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya. Pendidikan dan pengawasan guru di sekolah yang hanya terbatas pada jam sekolah. Dibutuhkan pendidikan dan pengawasan lebih dari keluarga. Celakanya lagi jika anak tidak mendapat perhatian dan kasih sayang yang cukup dari keluarga.

Semoga dalam menyambut hari anak nasional ini semua pihak tak terkecuali memikirkan keberlangsungan masa depan anak-anak Indonesia. Itu tadi hanya sebagian kecil dari berbagai kasus. Dan saya yakin masih banyak persoalan yang membutuhkan uluran tangan kita.
"Tetap Semangat Anak-anak Indonesia!"
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati