Jumat, 08 Juli 2011

Gelisah

Kalau boleh dibilang, saat yang paling berharga dan paling berbahagia yaitu saat dimana kita mengalami kegelisahan. Waktu kegelisahan menjelang pengumuman ujian, waktu kegelisahan menunggu kelahiran, waktu kegelisahan menunggu panggilan kerja, waktu kegelisahan karena sedang dikhianati dan kegelisahan-kegelisahan lainya yang timbul dari hal-hal lain. Kenapa kegelisahan itu, saat yang berbahagia? Karena disaat orang mengalami kegelisahan, banyak orang mencari sumber penenang kegelisahan seperti rajin berdoa pribadi, rajin beradorasi, rajin mengikuti misa harian. Tengok lah ketika masa-masa ujian sekolah, misa harian dipenuhi oleh anak-anak sekolah. Mereka ingin menyerahkan segala kegelisahan kepada Tuhan. Ada ketenangan ketika sudah menghadap di RumahNya. Begitupula ketika masalah datang menerpa, rajin beradorasi. Mencoba mengutarakan keluh kesah di hadapNya dan mencoba memohon kekuatan dalam menghadapi cobaan. Mungkin tidak kita sadari, namun jika dirasakan saat mengalami kegelisahan itu kita seutuhnya seperti anak yang lagi merengek di depan ibu atau bapaknya. Saat kegelisahan datang saat dimana kita menyadari bahwa aku ini seutuhnya milik Tuhan. Apapun yang terjadi, serahkan kepada Tuhan.
Hanya saja, kita cenderung segera lupa dengan apa yang kita perbuat waktu kegelisahan datang, ketika kebahagian datang, saat doa terkabul, kala masalah terselesaikan. Aktivitas sregep mengutarakan keluh kesahnya tidak serajin ketika lagi ada masalah.

Kegelisahan tuk mencari sumber pembawa kesejukan dapat dilakukan setiap saat dan setiap waktu. Lewat setiap pengalaman dan orang-orang yang kita jumpai.
Seperti Santo Agustinus yang mengatakan, "Jiwaku selalu gelisah, sampai aku dapat beristirahat di dalam Tuhan"
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati