Minggu, 17 Juli 2011

Blak-Blak'an

Berbicara blak-blakan bagi sebagian orang adalah hal yang biasa. Dengan ceplas-ceplos tanpa pikir panjang keluar apa yang ada di pikiran langsung terucap di mulut. Tak peduli orang yang lagi diajak bicara apakah tersinggung dengan apa yang dikatakan atau tidak.

Nampaknya perilaku ceplas-ceplos/blak-blakan para pengguna social media yang sering menyinggung pemerintah membuat pemerintah risih. Dan berencana akan mengontrol salah satunya jejaring sosial. Tulisan yang tertuang dalam jejaring sosial, seringkali bersifat spontan. Apa yang barusan dilihat, didengar dan dirasakan sebagai rakyat sangat wajar jika tertuang dalam tulisan. Contohnya tentang komitmen pemerintah memberantas korupsi, siapa yang tidak gregetan melihat selama ini berlarut-larutnya penangganan kasus yang sedang berlangsung, berbeda ketika masa kampanye dulu yang menjadi pendobrak pemberantasan korupsi. Jargon-jargon Tidak! Terhadap korupsi belum hilang di telinga kami.
Jika partai penguasa mau blak-blakan, tentu akan membersihkan nama partai. Blak-blakan dengan sumber dana keuangan partai selama ini. Blak-blakan kondisi partai selama ini, biar rakyat tahu, bahwa tidak ada yang dilindungi jika ada pengurus yang diduga terlibat kasus. Selama ini hampir semua partai tidak mau secara jujur dan terbuka mengenai asal dana partai selama ini. Sumbangan dari pihak-pihak luar dengan angka yang fantastis patutlah diselidiki. Dan semua partai tidak ada yang blak-blakan.

Blak-blakan dengan berkata jujurpun tidak selamanya bernasib mujur. Lihat saja nasih ibu Prita, lihat saja kasus Agus Condro, liat saja kasus Susno. Mereka sebagian kecil yang berani secara blak-blakan mengatakan kebobrokan malah berakhir tragis di penjara.

Terkadang tidak semuanya patut diutarakan secara blak-blakan terutama kepada rakyat. Seperti gaji Presiden tidak pernah naik, seperti mendapat sms gelap. Boleh dibilang blak-blakan yang tidak mutu.

Bagi sebagian orang juga terkadang sulit mengatakan apa yang sebenarnya ada di hati. Blak-blakan dengan isi hati sendiri. Walaupun pahit kenyataan yang harus diterima tetapi harus diungkapkan sebelum terlambat.

Dari dua kata blak-blakan, terdapat berbagai cerita. Hingga kata blak-blakan dipakai buat iklan salah satu provider. Tetapi kalau boleh jujur, kita harus blak-blakan terhadap Tuhan, tidak ada yang perlu disembunyikan dariNya. Karena mata Tuhan mengetahui apa yang jauh tersembunyi dari diri kita.
-siGal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati