Jumat, 20 Mei 2011

catatan di akhir april

Pembawa Harapan Bagi Sesama

Sebuah pengalaman yang sangat berharga yang hari ini aku peroleh. Hari ini tanggal 30 April, aku mengikuti perayaan paskah bersama dengan teman-teman yang berada di Rutan Wirogunan. Baru tahu kali ini kalau Rutan dan lembaga Pemasyarakatan itu ternyata berbeda. Kalau rutan (rumah tahanan) diperuntukan bagi teman-teman yang sedang menunggu keputusan di pengadilan, sedangkan kalau LP itu teman-teman yang sedang menjalani vonis hukuman. Proses masuknya kedalam rutanpun begitu ketat, pakai acara di cap di tangan, pakai tanda pita dan co card. Rencana aku mau foto-fotopun terpaksa gagal karena hape, kamera, tas dan jaket di larang masuk. Setelah proses registrasi selesai kita di perkenankan masuk. Pemandangan yang baru aku lihat langsung pagar-pagar tinggi dengan kawat berduri menjulang memisahkan bagian satu dengan bagian yang lain. Kita pun langsung masuk ke dalam sebuah aula kecil tempat dilangsungkan ekaristi paskah. Di dalam sana sudah menanti teman-teman rutan yang sudah menanti, ada yang tua,muda dan kulihat ada 3 orang wanita. Pandanganku langsung tertuju pada orang yang umurnya sebaya denganku. Akupun menjadi terharu, di usia sepertiku ini dia harus menjalani kehidupan yang mungkin saja tidak pernah terbersit dipikirannya berada di rutan. Pandangan matanya seakan sayu. Mungkin karena capek bolak-balik menjalani proses persidangan atau lagi menunggu vonis yang akan dijatuhkan. Perayaan ekaristipun dimulai. Kulihat pandangannya juga masih sayu. Ketika liturgi sabda kulihat dia membuka kitab suci dan membuka sesuai dgn apa yang dibacakan. Tidak ada gerakan tangan atau sikap liturgi yang biasa dilakukan oleh orang-orang. Dalam homilinya Rm.Hari Kustono, Pr mengatakan bahwa setiap pengalaman baik atau buruk, menyenangkan atau tidak tetap di dalamnya ada sebuah rencanaNYA yang mulia bagi kita. Kehadiran satu sama lain, saling mendoakan, saling meneguhkan merupakan hal yang bisa kita berikan bagi teman-teman kita yang saat ini sedang diliputi rasa cemas. Selesai perayaan ekaristi kulihat dia mulai tersenyum dan terlibat obrolan dgn orang tua yang ada disampingnya. Aku kemudian bertanya dalam hati, ya pengharapan. Jangan sampai harapan seseorang pupus atau tak mempunyai harapan karena aku, kamu dan kita tidak pernah sama sekali peduli dgn lingkungan sekitar. Kita sudah enjoy dgn lingkungan kita sendiri, dan tak mau peduli lg dengan lingkungan lain. Di luar sana masih banyak orang2 yang membutuhkan kehadiran dan sapaan kita.
-si Gal-

Tidak ada komentar:

Total Tayangan Halaman

Persembahan Hati